Laporan Praktikum Distribusi Frekuensi Statistik
Laporan Praktikum Distribusi Frekuensi
No Komputer : 14
1.1. Latar
Belakang
Statistik merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika yang di
dalamnya mempelajari suatu pengukuran, observasi dan analisis. Statistik
mempunyai arti dasar yaitu suatu data ringkasan yang berbentuk angka. Sebagai
contoh kecil adalah mengenai data tentang penduduk, data tentang guru-guru atau
data tentang mahasiswa di perguruan tinggi. Dalam arti yang lebih dalam,
statistik adalah suatu ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara
mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data dan menganalisi data dengan
mempertimbangkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas.
Statistik sendiri berasal dari kata “status” dalam bahasa latin,
yang sama artinya dengan kata “state” (bahasa inggris) yang berarti adalah
negara. Awal mula suatu kata statistik, diartikan mengenai suatu kumpulan
keterangan yang berupa angka ataupun non angka tetapi memiliki arti yang
penting dan berguna untuk negara. Setelah berkembangnya suatu ilmu, maka
statistik dijadikan sebagai kumpulkan keterangan yang hanya berupa angka dan
memberikan gambaran mengenai keadaan, peristiwa atau gejala tertentu.
SPSS
(Statistical Package for the Social Science) merupakan software statistik yang
pada awalnya digunakan untuk riset dibidang sosial dan melayani berbagai jenis
user. SPSS merupakan paket program statistik yang paling populer dan paling
banyak digunakan di seluruh dunia. Hal inilah yang yang membuat kepanjangan
SPSS saat ini adalah Statistical Product and Service Solution. Dengan SPSS
semua kebutuhan pengolahan data dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Kemampuan
yang dapat diperoleh dari SPSS meliputi pemrosesan segala bentuk file data,
modifikasi data, membuat tabulasi berbentuk distribusi frekuensi, analisis
statistik deskriptif, analisis statistik lanjut yang sederhana maupun kompleks,
pembuatan grafik dan sebagainya.
1.2. Tujuan
Pada laporan
ini akan dijelaskan bagaimana cara menggunakan aplikasi SPSS dan cara
mengeluarkan output tabulasi distribusi frekuensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Langkah-langkah pengolahan data pada SPSS sangat
praktis karena hanya menginput data tanapa menghitung dengan rumus-rumus
statistika. Setelah data diinput pada SPSS editor kemudian kita mencari alat
analisis yang diperlukan, memasukka variabel dan lain-lain, kemudian klik Ok,
setelah itu proses olah data dilakukan dengan sangat cepat, singkat, akurat,
cermat, handal dan keluarlah output data SPSS (Bisono,2013).
Berbagai metode
statistik memungkinkan kita dapat melihat, mencari dan menyimpulkan hal-hal
yang jauh diluar data yang dikumpulkan dan dapat masuk kebagian pengambila
keputusan melalui generalisasi dan peramalan. Perkembangan teknologi informasi
melahirkan perangkat lunak paket-paket metode statistik yang sangat membantu da
mempermudah mnghitung, meramal serta menganalisis masalah yang akan dipecahkan
(Rahmini,2001).
Tabel distribusi
frekuensi adalah alat penyajian data statistika yang berbentuk kolom dan baris
yang didalamya terdapat susunan data yang telah dikelompokkan menurut kategori
tertentu. Tabel distribusi frekuensi memiliki macam-macam jenis. Yaitu tabel
distribusi frekuensi data tunggal, tabel distribusi frekuensi data kelompok,
tabel distribusi frekuensi relatif, tabel distribusi frekuensi kumulatif dan
tabel distribusi frekuensi relatif-kumulatif. Terdapat istilah-istilah yang
digunakan dalam tabel distribusi frekuensi. Istilah tersebut yaitu kelas
interval, batas atas, batas bawah, tepi bawah/tepi atas, nilai tengah data,
panjang kelas interval (Riani,2023).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Distribusi Frekuensi
Untuk melakukan pengolahan data di SPSS, tahap pertama yang harus dipersiapkan adalah memiliki datanya terlebih dahulu di exel ataupun media lain seperti google sheet agar memudahkan membedakan data mentah dan data yang akan di input pada aplikasi SPSS.
Data Mentah
Untuk menampilkan distribusi frekuensi pada SPSS adalah dengan cara klik menu Analyze → Descriptive Statistics → Frequencies. Akan muncul tampilan berikut:
Gambar 2.1. Menu Tampilan
Frequencies
Masukkan
(pindahkan) variabel jenis kelamin dari kotak sebelah kiri ke kotak sebelah
kanan dengan cara klik variabel jenis kelamin di kotak kiri, kemudian klik
panah yang menuju ke sebelah kanan. Lakukan hal yang sama untuk variabel
pendidikan. Kemudian klik OK. Output dari distribusi frekuensi diberikan
sebagai berikut:
Tabel pertama memberikan keterangan
mengenai variabel yang diolah, yaitu jumlah observasinya dan jumlah observasi
missing. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah observasi sebanyak 18 dan
tidak ada observasi missing.
Tabel kedua dan ketiga masing-masingnya memberikan
distribusi frekuensi untuk jenis kelamin responden dan pendidikan responden.
Tabel distribusi frekuensi menampilkan lima kolom sebagai berikut:
· ☑Kolom pertama: kategori yang difrekuensikan (sebagai contoh pada jenis
kelamin adalah pria dan wanita).
☑Kolom kedua: frekuensi masing-masing kategori.
☑Kolom ketiga: persentase
frekuensi masing-masing kategori (persentase dihitung dari total observasi
termasuk observasi missing).
☑Kolom keempat : persentase frekuensi masing-masing kategori tetapi persentase dihitung dengan mengeluarkan observasi missing. (Catatan: berhubung tidak ada observasi missing, baik untuk jenis kelamin maupun pendidikan, maka kolom 3 dan 4 menjadi sama).
☑Kolom kelima: Cumulative Percent yaitu persentase kumulatif yang dihitung dari valid percent. Sebagai contoh pada tabel frekuensi pendidikan. Baris pertama adalah 22,2 persen. Pada baris kedua adalah 55,6 persen yang dihitung dari 22,2 + 33,3 (catatan: perbedaan perhitungan karena pembulatan).
B. Pengelompokan Data
Untuk dapat menampilkan ukuran
statistik distribusi frekuensi dari kumpulan data. diperlukan terlebih dahulu
mengelompokkan data dalam kategori (pendidikan SD, SLTP,SLTA, DIII, dan
S1) atau data sudah dikategorikan dalam kelompok-kelompok interval tertentu
misalnya pendapatan rendah (< 1.000.000), menengah (1.000.000 – 2.000.000),
tinggi (>2.000.000), maka kita dapat secara langsung membuat distribusi
frekuensinya. Tetapi jika data belum terkelompok dalam kategori-kategori
tertentu, tabel distribusi frekuensinya akan sangat panjang mengikuti keragaman
dari nilai-nilai data tersebut. Misalnya jika dibentuk tabel distribusi
frekuensi dari data umur, maka akan terbentuk tabel distribusi yang tidak
ringkas, sehingga kita akan sulit menarik kesimpulan dari data tersebut,
seperti terlihat dibawah ini:
Gambar 2.3 Tampilan output
distribusi frekuensi variable umur
Agar tabel distribusi frekuensi
menjadi lebih ringkas sehingga mudah diinterpretasikan, data umur sebaiknya
dikelompokkan terlebih dahulu dengan cara klik menu Transform. Ada dua pilihan
dalam mengelompokkan data yaitu Recode into Same Variables (kode pengelompokkan
akan menindih data asli) dan Recode into Different Variables (kode
pengelompokan akan dibuat pada variabel yang baru). Pilih Recode into Different
Variables, maka akan muncul tampilan berikut:
Gambar 2.4 Tampilan kotak dialog
Recode into Different Variables
Pindahkan variable umur ke kotak
Input Variables → Output Variables. Kemudian pada
kotak Output Variable, untuk Name tuliskan Kel.Umur dan untuk Label tuliskan
Kelompok Umur, kemudian klik Change → Old and New Values, akan muncul tampilan berikut:
Gambar 2.5 Tampilan Recode
into Different Old and New Values
Misalnya variable umur akan dikelompokkan menjadi ≤ 29, 30 – 39, 40 – 49, dan ≥ 50. Untuk mengelompokkan umur ≤ 29, pada bagian Old Value, klik Range, LOWEST through value, kemudian isikan pada kotak dibawahnya angka 29. Pada bagian New Value, pada kotak Value isikan angka 1, lalu klik Add (lihat tampilan diatas). Untuk mengelompokkan umur 30 – 39, pada bagian Old Value, klik Range, kemudian isikan pada kotak dibawahnya angka 30 dan kotak dibawah through angka 39. Selanjutnya pada bagian New Value, pada kotak Value isikan angka 2, kemudian klik Add
Gambar 2.6 Tampilan Recode into
Different Old and New Values
Dengan cara yang sama lakukan
untuk kelompok umur 40 – 49 dan pada New Value beri kode 3. Selanjutnya
untuk kelompok umur ≥ 50, pada bagian Old Value, klik Range, value through
HIGHEST, isikan pada kotak dibawahnya angka 50. Selanjutnya pada bagian New
Value, pada kotak Value isikan angka 4, lalu klik Add. Setelah selesai
memberikan kode untuk pengelompokan umur ini, kemudian klik Continue dan OK.
Berikan keterangan untuk
masing-masing kode pengelompokan umur tersebut pada Value Label dengan kode 1
(≤ 29), kode 2 (30-39), kode 3 (40 – 49), kode 4 (≥ 50). Lalu bentuklah
distribusi frekuensi untuk kelompok umur tersebut sehingga output adalah
sebagai berikut:
Output Analisis Distribusi Frekuensi
Kesimpulan nya adalalah aplikasi SPSS (Statistical Program for Social Science) merupakan aplikasi pengolah data untuk mendapatkan output statistik. Aplikasi ini memudahkan pengguna yang memerlukan data secara statistik meliputi tabulasi distribusi frekuensi.

Komentar
Posting Komentar